Rabu, 27 November 2013

kecakapan komunikasi & kecakapan menjual

Ucec Tki
Minggu 2: Kecakapan Komunikasi & Kecakapan Menjual

Lembar Catatan Tika Lembar 9: Belajar Berbicara di Depan Umum

Tika masih terus merasa penasaran dengan apa yang dicapai oleh Suti. Kemudian ia mengajak Suti melakukan chatting. Ia ingin mendengar kisah selanjutnya bagaimana Suti bisa jadi Sarjana dan juga jadi Direktur
“...Ah apa mungkin sih...” Itu yang ada di kepala Tika. Malam itu ketika semua sudah mulai isirahat Tika membuat janji untuk chatting dengan Suti.
------------------------------------------------------------

“Ini pasti ada anak tangga berikutnya yang kamu bangun Suti...” Itu yang pertanyaan pertama Tika.
“Anak tangga apa....? Emangnya aku tukang listrik ya...ha...ha”. Suti menyahut sambil tertawa.
“Wuah..aku lupa...menjelaskan. Itu pelajaran yang aku terima bahwa hidup kita bila ingin maju harus membuat anak-anak tangga menuju ke masa depan..” Tika dengan mantap menjawab
“Hmmm. ...betul juga ya...aku ternyata secara tak sengaja membuat anak tangga anak tangga dalam kehidupan ku. Nah anak tangga berikutnya adalah anak tangga masuk ke dunia penjualan...begini ceritanya....”. Suti berhenti sejenak sementara itu Tika makin semangat untuk membaca chatting dari Suti.

“Sekitar 3 tahun aku membantu pak Budi jadi OG di ruang pelatihan. Ternyata topik pelatihan pak Budi kebanyakan berkisar tentang Komunikasi dan Kecakapan Menjual. Coba kamu bayangkan Tika...bertahun-tahun mendengar topik-topik yang sama lama-lama hafal kan. Nah ..setelah hafal aku tertantang melakukannya....He..he..he yang ini aku agak malu ceritanya...jadi sebelum pelatihan itu dimulai aku pastikan 30 menit sebelumnya sudah beres lalu aku latihan berbica di depan umum...aku pakai tuh tip-tip bicara di depan umum di depan bangku-bangku kosong...Ha..ha..ha geli aku mengingat itu kembali. Aku belajar berbicara dengan menatap ke depan, menggerakkan anggota tubuh dan juga mengatur intonasi...begitu akan lakukan hampir setiap hari.....nah apa yang terjadi seterusnya...ternyata aku merasa makin lancar berkomunikasi, makin berani berbicara di depan orang baru dan orang banyak....”. Suti diam sejenak tampaknya sedang berpikir.
“Seru...seru...ayo terus..”. Sekarang Tika memberi semangat lagi.

“Seterusnya ...ini sebuah cerita lucu tapi hebat akibatnya....suatu kali ada seorang pelatih dari luar kota yang tidak kenal aku. Dia melihat aku sedang membereskan kertas foto copy untuk dibagikan ke peserta dan dia pikir aku ini asisten pelatih kali...ha ha..Pada saat dia akan mulai melatih dia minta aku maju ke depan untuk mengumumkan dimana lokasi WC, dimana tempat makan siang dan mushola kepada para peserta. Deg........jantung rasanya berhenti...tapi aku tak bisa menghindar jadi ya maju saja ke depan lalu menyampaikan pengumuman itu. Waduh...syukur aku sering berlatih...aku berhasil bicara di depan umum untuk pertama kali dengan cukup lancar. Rupanya cara aku berbicara membuat dia puas...eh tiba-tiba di tengah pelatihan dia minta aku maju lagi memperagakan sebuah teknik berbicara di depan umum. Untungnya...aku sudah sering latihan...jadi aku pede saja maju ke depan.....eh....tak dinyana....saat aku di depan itu pak Budi masuk ke kelas...dia tampak kaget namun aku tahu ada seyum kecil tersungging di bibirnya dia bangga...” Demikian Suti menggambarkan perjalanan hidupnya yang penuh warna. Warna-warna yang ia lukis sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

“Suti hidupmu penuh dinamika karena kamu aktif dan pro-aktif ya....kamu selalu memperbaharui hidupmu ... kamu bak seorang pelukis bagi hidupmu sendiri...yang melukis diatas kanvas kehidupan sendiri dan membuatnya lebih indah dari hari ke hari......aku sungguh terinspirasi...ayo..ayo teruskan ceritanya..” Tika makin tak sabar”.
“Sejak hari itu...pak Budi memberikan aku tugas-tugas baru...aku dimintanya ikut mengatur pendaftaran peserta, ini membuat aku punya banyak kawan, aku makin kenal peserta-peserta yang sering datang dari luar kota bahkan dari luar pulau. Aku juga diminta menjadi staff yang menyampaikan pengumuman-pengumuman kepada peserta dan kalau

Selasa, 19 November 2013

MS on 17 november 2013

Semangat pagi..
Kelas Dasar Mandiri Sahabatku bersama UCEC akan berlangsung pada tanggal 17 Nopember 2013 hingga 22 Desember 2013 setiap hari minggu. Masih dibuka kesempatan untuk sahabat yang ingin mendaftarkan diri kepada Jujuk Djuwariyah dan Lia Samatron.
Jangan khawatir akan ada senior MS yang akan membantu menunjukkan arah tempat kelas berlangsung berikut posisinya...

LOKASI RENAISSANCE HOTEL WANCHAI HK
Titik 1 : MTR WANCHAI EXIT A5
Titik 2 : Depan Gedung IMIGRASI HK
Titik 3 : Depan Lobby jalan masuk Renaissance
Titik 4 : Depan terminal bus Wanchai, Depan Star
Ferry Wanchai

Sekali lagi, jangan lewatkan kesempatan emas ini, tunjukkan bahwa kita BMI yang berkwalitas...
BMI jadi Pengusaha...BISA.....



Bersama saya dan temen kebetulan dapet tugas petunjuk jalan di depan gedung Immigrasi wan chai , seneng jg seneng pagi2 menyapa sahabat ms semua yg hadir. Penggalaman jg belajar untuk selalu melangkah ke depan lebih baik .


Membantu mb mb mentor menjadikan pengalaman baru buat saya ,kesan luar biasa bisa akrab dan saling berbagi ,bersama mb dewi murahati dan mb jujuk juwariyah 


Pokok e luar biasa dehh ....
Terimksh Bank Mandiri 
UCEC
Suasana di dalam klas dasar 
Sunguh luar biasa mb mb yg hadir disini 
Pagi pagi sekali sudah dateng dan siap untuk belajar bersama 
Semoga impian mb mb menjadi entreprenur akan terwujud 
Salam Entreprenur 3E



Pahlawan untuk diri sendiri


Lama jg gak ngeblog , tentunya masih semangat MS
Simpel aja untk isi blog biar gak kosong ya hehehe..............!!!!???

Ucec Tki > Mandiri Sahabatku
Hari Ini pukul 6:37 sekitar Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Catatan Tika di Kelas Dasar Mandiri Sahabatku

MINGGU 1: Tema Road Map & Anak Tangga Masa Depan

Catatan Lembar 2: Menjadi Pahlawan Untuk Diri Sendiri.

Diskusi dengan teman-teman di Kelas Dasar membuat Tika mulai memikirkan dirinya sendiri. “Kata mereka di tanah air kami ini pahlawan devisa..... itu bagus tapi sekarang tiba saatnya aku jadi pahlawan untuk diriku sendiri...”. Demikian pikiran itu seketika muncul di dalam benak Tika. Pelajaran sepanjang pagi sampai sore memberikan pencerahan dan juga kejutan-kejutan. Ia membuka kembali catatan-catatan yang dibuatnya ketika mendengar dan menyimak apa yang dibagi oleh pelatih/mentor dari UCEC (Universitas Ciputra Entrepreneurship Center), antara lain:
• Kita semua pasti akan jadi tua dan jangan jadi orang tua yang miskin, tidak punya teman, sakit-sakitan lalu masuk neraka pula.
• Kita semua akan masuk ke masa depan dan kelak di masa depan sana akan ada “jaman gak bisa”. Mulai dari ngga bisa lihat jauh, nga bisa lihat dekat, ngga bisa makan sembarangan, ngga bisa jalan cepat terus setiap tahun bertambah ngga bisa nya sampai akhirnya ngga bisa nafas lagi. Jangan sampai nanti di jaman ngga bisa kerja kita tidak punya uang sedikitpun untuk membiayai kehidupan.
• Orang gila adalah orang yang melakukan hal yang sama berulang-ulang tapi mengharapkan hasil yang berbeda. Ini kata mbah Einstein.
• Saya adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan saya.
• Saya dapat mengubah masa depan bila belajar, berubah dan berinovasi dengan melakukan ilmu entrepreneurship.
• Ilmu entrepreneur adalah mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas. Atau yang tak berharga diubah jadi berharga.
• Caranya adalah mengembangkan kreativitas dan inovasi.
• Cita-cita yang tinggi bisa dicicil jadi sasaran-sasaran yang lebih sederhana dan dilakukan berurutan sehingga jadi anak tangga menuju sasaran yang jauh lebih tinggi.
• Setiap sasaran harus dicapai melalui upaya-upaya.
“Hmm...pikiran tanpa tindakan tidak membawa kemana-mana..” Tika kembali bertekad. Ia harus berani membangun impian besar kemudian menjadikan impian itu sebuah sasaran besar yang terukur selanjutnya mengembangkan sasaran-sasaran kecil berdasar sasaran besar itu dan akhirnya dengan bergerak dan bertindaklah yang akan membawanya ke impian tsb. Sebagai seorang anak petani miskin tidak pernah ada dalam impian Tika memiliki sebuah usaha sendiri. Menjadi majikan demikian banyak orang mengatakan, menjadi pengusaha atau entrepreneur itu yang disebut-sebut di Kelas Dasar adalah sesuatu yang terlalu besar untuk Tika yang berijazah SMP. Namun hari Minggu tgl 17 November 2013 menjadi hari yang berbeda karena adalah kali pertama dia berani mengatakan kepada dirinya “kenapa tidak..?” Ya kenapa tidak menjadi majikan dan meninggalkan status buruh dengan sengaja. Dengan hasrat meluap ia menuliskan dalam lembar Road Map bahwa 5 tahun lagi ia akan ada di Yogyakarta, berkumpul bersama adik dan sepupunya, menjadi entrepreneur yang mengelola warung lesehan, punya penghasilan sama seperti di Hong Kong. Lalu apa ya berikutnya...? Bagaimanakah sasaran besar ini dibagi jadi sasaran-sasaran kecil? Tika yang sudah lama meninggalkan bangku sekolah memang tidak mudah menganalisa dan berpikir seperti mengerjakan PR di masa lalu. “Kalau ngga sekarang kapan lagi..” Itulah suara yang berteriak dari kedalaman hatinya dan itulah yang membuat Tika meneruskan menulis dan tiba di lembar yang ke 3.

Semoga bermanfaat....salam 3E